Friday, May 9, 2008
5 Mitos Seputar Seksualitas
MITOS adalah sesuatu yang dipercayai oleh orang banyak, namun tidak terbukti kebenarannya. Ini adalah sebagian mitos seksualitas yang beredar di masyarakat dan masih banyak dipercaya.
1. Berhubungan seksual hanya satu kali tidak akan menyebabkan kehamilan.
Anggapan ini salah. Hubungan seksual yang dilakukan satu kali pun dapat menyebakan kehamilan selama perempuan itu dalam masa subur.
2. Semakin besar ukuran kelamin laki-laki semakin memuaskan.
Belum tentu. Kepuasan seksual perempuan sebenarnya tidak ditentukan oleh besar kecilnya penis, melainkan oleh fungsi ereksi dan kemampuan mengontrol ejakulasi.
3. Seorang yang berbulu lebat (tangan dan dada) maka potensi seksnya tinggi.
Belum tentu. Pertumbuhan rambut-rambut di badan dipengaruhi oleh hormon testosteron. Memang hormon ini mempengaruhi dorongan seksual, tetapi hanya perlu sedikit jumlahnya untuk kepentingan ini, sisanya dimanfaatkan laki-laki untuk spermatogenesis. Jadi orang yang banyak rambut di beberapa daerah di tubuh dengan jumlah lebih banyak dari orang lain, bisa saja memiliki dorongan seksual yang tinggi, tetapi kalau potensi seksualnya belum tentu tinggi juga. Banyak faktor yang mempengaruhi potensi seksualitas selain dorongan seksual semata.
4. Menelan atau meminum sperma membuat awet muda.
Hal itu sama sekali tidak benar. Dari segi fisik tidak ada manfaat apa pun yang didapat dengan menelan sperma. Jadi, tidak benar dengan menelan sperma, perempuan menjadi awet muda. Tetapi secara psikis mungkin perempuan yang menelan sperma merasa lebih puas karena merasa dapat memuaskan pasangannya.
Ada pula mitos yang menyatakan bahwa sperma dapat menghaluskan kulit. Pernyataan ini sama sekali tidak punya dasar ilmiah. Memang benar bahwa sperma mengandung berbagai bahan yang bermanfaat, tetapi bukan berarti bahan-bahan itu langsung bermanfaat bila ditelan atau digunakan pada kulit.
5. Seperti halnya menelan atau meminum sperma, hubungan seksual dengan orang yang lebih muda juga dapat membuat awet muda.
Mitos yang menyesatkan, karena tidak ada bukti ilmiah yang betul-betul menunjukkan keterkaitan hubungan seksual dengan orang yang lebih muda akan membuat awet muda. Hal itu dapat menyebabkan meningkatnya masalah-masalah sosial, karena nanti akan banyak laki-laki tua mencari perempuan muda agar menjadi awet muda, sehingga muncul istilah "daun muda".
Sebaliknya ada pula, misalnya perempuan pekerja seks membujuk anak jalanan agar terangsang dan mau melakukan hubungan seksual sebagai "obat awet muda". Tentu saja fenomena ini sangat merugikan bahkan membahayakan bagi anak-anak jalanan itu. Yang pasti, tidak ada dasar ilmiah yang membenarkan bahwa hubungan seksual dengan anak muda akan menyebabkan awet muda.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment